PAMEKASAN, BeritaharianJatim – Sungguh ironis nasib yang di alami para petani belakangan ini, disaat memasuki masa tanam justru mereka malah dihadapkan dengan kelangkaan dan mahalnya harga pupuk bersubsidi, alhasil banyak para petani hanya gigit jari dengan situasi ini, Kamis (25/11/2021).
Hasil penelusuran media dari berbagai sumber didapatkan bahwa Pemerintah melalui Permentan sudah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) diantaranya pupuk urea Rp 112.500 per zak. Za Rp 85.000 per zak. Sp-36 Rp. 120.000 per kg.NPK Phonska Rp. 115.000 per zak. Petroganik Rp. 32.000 per zak. NPK Formula khusus Rp. 165.000 per zak. Phonska Oca Rp. 20.000 per zak.
Berdasarkan data itu, aktivis di Kabupaten Pamekasan, azif Mawardi kemudian menemukan bahwa pupuk bersubsidi yang dijual oleh kios kepada petani tidak sesuai dengan HET. Misal harga pupuk urea yang harganya Rp 112.500 per zak dijual Rp. 120-170 ribu per zak, Kios berdalih bahwa mereka (kios,red) menjual diatas HET karena harga dari distributor sudah seharga HET, dan lebih ironis lagi mereka masih diminta setoran oleh beberapa oknum setiap bulannya.
Selain itu azif juga menemukan bahwa distribusi pupuk kebawah tidak sesuai dengan jumlah kuota yang ditentukan pemerintah.
“Yang bikin pupuk langka itu, karena jumlah kuota distrisbusi pupuk ke kios dan Poktan oleh distributor tidak sesuai dengan SK DKPP,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa dalam situasi sekarang seharusnya pemerintah itu benar-benar mengawasi soal kelangkaan pupuk dan harga pupuk yang tidak sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah.
“Sekarang sudah masuk musim tanam, seharusnya pemerintah benar-benar serius dalam menyalurkan bantuan pupuk bersubsidi kepada petani di Kabupaten Pamekasan,” lanjutnya
lebih jauh azif menjabarkan bahwa dalam musim tanam seperti sekarang pupuk bersubsidi akan memiliki peran penting untuk meningkatkan produktivitas komoditas pertanian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional.
“Jadi saya berharap di Pamekasan tidak ada mafia pupuk bersubsidi,” harapnya.
Sebelumnya, ia tidak habis fikir dengan pernyataan Kepala DKPP Ajib Abdullah kepada media beberapa Minggu yang lalu yang menyampaikan bahwa stok pupuk subsidi dalam musim tanam saat ini aman hingga awal tahun 2022 dan sampai ke semua petani khususnya di wilayah Pamekasan, tapi kenyataannya justru sebaliknya.
(Hf/Dd)