Kadisdik Sampang Diminta Tegas Atasi Kasus Pemukulan Siswa.

BeritaHarianJatim.com-Sampang. Pemukulan siswa yang terjadi di SMP Negeri I Camplong, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur oleh gurunya menjadi sorotan pemerhati pendidikan di Kabupaten Sampang

Menurut Syaiful Hidayatullah; Aksi premanisme dilingkungan pendidikan sejatinya sudah harus dihilangkan, hal ini mengacu pada Undang-Undang No 35 tahun 2014 pasal 54 ayat 1, Alumni Magister Hukum Universitas 17 Agustus Surabaya tersebut menambahkan agar kadisdik memberi sanksi tegas kepada siapapun yang melanggar aturan, termasuk guru yang telah melakukan kekerasan kepada siswa di SMPN 1 Camplong tersebut.
Sementara itu, Para orang tua korban resmi melaporkan kejadian itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres setempat pada Jumat (10/09/2021) sekitar pukul 20.00 WIB.

Informasi yang didapat kontributor  BeritaharianJatim.com, mereka mengadukan oknum guru yang berinisial AW (40) karena diduga telah memukul AD (12), NM (12) dan KR (13) saat sedang berada di ruang kelas pada Kamis (08/09/2021) sekitar pukul 08.45 WIB.

Fitriyah Laili (36) salah seorang pelapor mengatakan, tindakan tersebut sangat berlebihan sehingga para orang tua siswa mengambil langkah untuk mempolisikan oknum guru itu.

“Kami ini tidak terima anak kami dipukul, apalagi anak kami seorang perempuan. Bukan hanya di pukul saja tapi juga dijemur,” ungkap Fitri, Sabtu (11/09/2021).
Perempuan asal Desa Dharma Tanjung, Kecamatan Camplong, ini menuturkan pelaku pemukulan diduga oknum guru mapel PPKN.

Saat kejadian, para siswa kelas VII sedang mengikuti proses belajar mengajar, termasuk anaknya.

Sebelum dilaporkan kenyang berwajib, Fitri mengaku jika suaminya datang ke SMPN I Camplong untuk meminta penjelasan kepada terduga pelaku inisial AW. Namun, hanya ditemui oleh kepala sekolah, sehingga dirinya menempuh jalur hukum.

Fitri melaporkan kasus kekerasan yang diduga menimpa putrinya bersama dua orang tua siswa lainnya serta para korban. Dia mengaku telah menyampaikan kronologi dugaan pemukulan tersebut.

“Harusnya seorang guru itu bisa mengayomi. Kalau mukul anak, jangan di kepala takut kena otak,” tandasnya.

Sementara itu, hingga berita ini dilansir, Kasat Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Sampang AKP Sudaryanto saat dikonfirmasi terkait hal itu melalui nomor telephone selulernya belum diangkat.(Ak)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *